Individu,
keluarga dan masyarakat
1. Pengertian individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata
individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.
Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan.
Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di
tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
1. Menuntut ilmu
pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan
kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses
belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan
pengalaman dan pelatihan.
2. Menghiasi diri dan
budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan
perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan
keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Pengertian keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan
"warga" yang berarti "anggota") adalah
lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai
kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar
individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu
tersebut.
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Fungsi yang dijalankan
keluarga adalah :
1.Fungsi pendidikan
dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.Fungsi Sosialisasi
anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
3.Fungsi Perlindungan
dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
4.Fungsi Perasaan
dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5.Fungsi agama dilihat
dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini
dan kehidupan lain setelah dunia.
6.Fungsi ekonomi
dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga.
7.Fungsi Rekreatif
dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,
seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing,
dan lainnya.
8.Fungsi biologis
dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya.
9.Memberikan kasih
sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
3. Pengertian
masyarakat
Masyarakat adalah suatu
kehiduoan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya
dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial
yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Hal yang terpenting dalam
masyarakat adalah pranata sosial, tanpa pranata sosial kehidupan bersama
didalam masyarakat tidak mungkin dilakukan secara teratur. Pranata sosial
adalah perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota
masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
Unsur-Unsur Masyarakat
a)
Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b)
Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu
c)
Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama
Cara Terbentuknya
Masyarakat
a)
Masyarakat paksaan misalnya masyarakat tawanan
b)
Masyarakat merdeka
c)
Masyarakat kultur
d)
Masyarakat natur
Masyarakat dipandang
dari sudut Antropologi terdapat dua tipe masyarakat:
a)
Masyarakat kecil yang belum kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum
mengenal tulisan, dan teknologinya sederhana
b)
Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam
segala bidang karena pengetahuan modern sudah maju, teknologi pun sudah jauh
berkembang.
Hubungan
antara individu, keluarga dan masyarakat
-Hubungan individu dengan dirinya sendiri
Hubungan individu
dengan diri sendiri terdapat 3 sistem kepribadian, yaitu ID ( ES ), EGO dan
SUPER EGO. Jika EGO gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari ID dan
larangan dari SUPER EGO maka individu akan mengalami konflik batin terus –
menerus.
-Hubungan
individu dengan keluarga
Hubungan individu
dengan keluarga terdiri dari hubungan biologis, psikologis dan social.
-Hubungan individu dengan lembaga
Hubungan individu
dengan lembaga terdiri dari nilai – nilai dan norma – norma.
-Hubungan individu dengan komunitas
Hubungan individu dengan komunitas atau sosialisasi terdiri dari penyebaran
nilai dan budaya.
-Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu
dengan masyarakat sebagai lingkungan makro terdiri dari sifat – sifat makro (
mencakup komunitas, keluarga, lembaga dan individu ), lebih bersifat abstraksi.
-Hubungan individu dengan nasion atau jiwanya
Nasion adalah suatu
jiwa, asas spiritual dan solidaritas yang terbentuk oleh perasaan. Hubungan
individu dan nasionnya itu sendiri merupakan posisi dan peranan yang ada pada
diri sendiri.
NAMA :
FIRMANSYAH SURYA PRATAMA
KELAS : 1IA22
NPM
: 52412991
sumber : -wikipedia
-Buku IPS SMA
-google